Jumat, 24 Oktober 2014

pengertian+bauran PemasaranSosial



PEMASARAN SOSIAL DALAM PROMOSI KESEHATAN


1.        Pengertian
      Pemasaran sosial dapat diartikan sebagai perancangan, penerapan, dan pengendalian program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan suatu gagasan atau praktik tertentu pada suatu kelompok sasaran.
      Pada dasarnya pemasaran sosial tidak berbeda dengan pemasaran komersial. Pemasaran sosial menggunakan teknis analisis yang sama; riset pasar, pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan, dan promosi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah penerapan konsep dan teknik pemasaran untuk mendapatkan manfaat sosial.
Perbedaan pemasaran komersial dengan pemasaran sosial, antara lain:
a.       Penggunaan produk sosial biasanya lebih rumit daripada produk komersial, misalnya menggunakan oralit tidak semudah minum coca-cola
b.      Produk sosial hasilnya tidak cepat dirasakan
c.       Saluran distribusi untuk produk-produk sosial lebih sulit dikontrol karena biasanya menyangkut banyak pihak.
d.      Konsumen pada umumnya tidak mampu, atau rawan terhadap penyakit, berpendidikan rendah.

2.        Bauran pemasaran
      Orientasi dari pemasaran adalah konsumen. Konsumen menjadi titik tolak suatu proses yang mempunyai empat unsur; Consumer, Product, Price, Promotion, Place. Keempat unsur tersebut harus dikembangkan dan dikelola secara terpadu sebagai suatu kesatuan, yang disebut bauran pemasaran atau marketing mix.
a.       Consumer (Konsumen)
Konsumen atau pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tetapi juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok, diminati dan berhasil. Konsumen secara sistematis dimintai saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan data untuk menentukan strategi pemasaran.
Stategi sasaran adalah suatu proses mengelompokkan sasaran ke dalam sub-sub kelompok yang lebih homogen yang memiliki kesamaan kebutuhan atau kesamaan karakter. Pembagian sub-kelompok dapat dilakukan sebagai berikut:
1)      Sasaran primer: sasaran pokok yang diharapkan dapat berubah perilakunya, ke perilaku yang diharapkan
2)      Sasaran sekunder: sasaran antara yang mempunyai pengaruh terhadap s.asaran primer (misal; petugas kesehatan, tokoh masyarakat, anggota keluarga, dan lainnya)
3)      Sasaran tersier: sasaran penunjang yang turut menentukan keberhasilan program, seperti para pengambil keputusan, penyandang dana, dan orang-orang yang berpengaruh untuk itu.

b.      Product (Produk)
      Produk tidak selalu berbentuk benda nyata yang dapat dilihat dan diraba seperti kapsul vitamin A, tablet besi, dan bahan lainnya. Produk dapat pula berupa pelayanan kesehatan seperti penimbangan balita, pemeriksaan kehamilan, imunisasi, atau juga dalam bentuk ide/gagasan seperti berhenti merokok, kesegaran jasmani, jantung sehat dan lainnya. Produk inilah yang kemudian dipasarkan sehingga berlangsung proses pertukaran dengan kelompok sasaran.
      Produk harus dibuat atau dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itu diperlukan riset pasar, yang dimaksud dengan pasar adalah khalayak konsumen. Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berkembang sesuai dengan keadaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perkembangan ini harus selalu dipantau, sehingga produk dapat selalu dimodifiaksi sesuai dengan tuntutan keadaan. Riset pasar perlu dilaksanakan secara berkelanjutan, sejak dari tahap perencanaan, pengembangan produk, penerapan sampai dnegan evaluasi.

c.       Price (Harga)
      Yang dimaksud dengan harga bukan hanya yang meliputi uang yang harus dibayarkan, tetapi juga hal-hal lain seperti waktu yang dikorbankan, gerakan fisik yang diperlukan, gaya hidup yang harus berubah, atau ketentraman. Meskipun besar rupiahnya kecil, tetapi mungkin aspek lainnya dirasakan berat bagi konsumen. Misalnya; untuk memperoleh kapsul vit A yang gratis, ibu harus meluangkan waktu dan berjalan ke posyandu, mungkin hari itu dia terpaksa tidak mendapatkan uang karena tidak berjualan ke pasar, dan harus meninggalkan pekerjaan  atau anggota kelaurga lainnya di rumah karena pergi ke posyandu. Hambatan dan rasa keberatan perlu diketahui dan dicari cara mengatasinya, sehingga terjadi kemudahan. Penetapan harga tentu tidak terlepas dari ketiga unsur pemasaran lainnya, karena sebagai suatu kesatuan tiap unsur saling mempengaruhi, dan turut menentukan besarnya harga yang harus dibayar oleh konsumen.

d.      Place (Tempat)
Yang dimaksud tempat ialah lokasi dimana produk dapat diperoleh. Tempat atau jalur distribusi perlu diperhitungkan dengan baik. Semakin luas jaringan distribusinya, semakin mudah konsumen untuk memperoleh produk tersebut. Dalam pemasaran sosial, jalur distribusi biasanya menyangkut bermacma-macam institusi yang terlibat dalam kegiatan diseminasi gagasan yang dipasarkan, yaitu dari perumus gagasan sampai pada penerima yang dituju. Dalam hal ini faktor efektivitas dan efisiensi harus dipertimbangkan. Dengan demikian produk sebaiknya ditempatkan diamna terjadi kontak maksimal dengan konsumen. Agar pelaksanaan distribusi berjalan lancar, di lapangan dapat digunakan tenaga perantara yang sifatnya sukarela, kita kenal dengan kader. Untuk tenaga seperti ini, maka kualitas pelatihan perlu mendapat perhatian, disamping daya tarik produk serta kreativitas yang diperlukan untuk menggugah semangat kader.

e.       Promotion (Promosi)
      Promosi berarti mengkomunikasikan keunggulan dan membujuk konsumen atau kelompok sasaran untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Produk yang menarik belumlah cukup, harus disertai komunikasi yang berkesinambungan dan terarah untuk memberikan informasi, motivasi, dan edukasi kepada konsumen. Efektivitas pemasaran sangat tergantung pada efektivitas komunikasi, karena pada dasarnya promosi adalah komunikasi. Promosi dapat dilakukan melalui komunikasi massa (TV, radio, koran, dan media cetak) serta komunikasi interpersonal (antar pribadi).
      Promosi dilakukan dengan tema pokok yang mengikat semua unsur pemasaran. Jadi, unsur promosi ini tidak lepas dari unsur produk, harga dan tempat, karena ketiga unsur tersebut harus dapat membangun citra produk yang tentu saja harus sejalan dengan citra diri konsumen. Promosi harus dapat merangsang telinga dan mata, dapat dipercaya dan dapat diterima dengan rasa dan akal. Selain itu, promosi tidak dapat dilaksanakan secara serentak, harus ada prioritas, misalnya tahap pertama bersifat memberi informasi, tahap kedua bersifat motivasi, dan tahap ketiga memperkuat atau kemungkinan lainnya.



33 komentar:

  1. Devi Arie Setioningrum
    14410019P
    Hadir

    BalasHapus
  2. A.FIRDIANSYAH
    NPM. 14410011
    HADIR

    BalasHapus
  3. Edy Jatmiko
    NPM 14410021P
    Hadir Bu

    BalasHapus
  4. Yonas T. Dimas
    NPM 14410052P
    Hadir,,,

    BalasHapus
  5. Erni Susanti
    NPM 14410025P
    Hadir

    BalasHapus
  6. Ida Yulianty
    NPM 14410027P
    Hadir

    BalasHapus
  7. Lailia
    14410030P
    Hadir

    BalasHapus
  8. Wahyu Aristian
    144150P
    hadir

    BalasHapus
  9. sugeng mursidi
    14410047 P
    hadir

    BalasHapus
  10. Mona Oftikasari
    NPM 14410036P
    Hadir

    BalasHapus
  11. irma afria suryani
    14410029P
    hadir

    BalasHapus
  12. irma afria suryani
    14410029P
    hadir

    BalasHapus
  13. Vivi Andriani
    NPM 14410049P
    Hadir

    BalasHapus
  14. Desi Natalia
    NPM 14410018P
    Hadir

    BalasHapus
  15. Dwi Retnoningrum
    Npm.14410020P
    HADIR

    BalasHapus
  16. Rizka desvita sari
    NPM : 14410043P
    Hadir

    BalasHapus
  17. dr.Anjari Wahyu Wardhani
    npm.14420006
    uniba ( batam )

    BalasHapus
  18. Silvia karlia
    14420133, Aceh
    Hadir

    BalasHapus